1. Pengertian Iman Kepada
Qadha’ dan Qadar
Qadha’ adalah
perkara yang Allah tetapkan pada makhluk-Nya dalam bentuk penciptaan, peniadaan
atau perubahan sejak zaman azali. (ditetapkan dalam lauhul mahfudz, sebelum
terciptanya langit dan bumi). Contohnya penciptaan manusia (Fathir ayat 11).
Qadar
(takdir) adalah perkara yang Allah tetapkan sesuai ukuran atau kadar
tertentu pada waktu terjadinya. Takdir dibedakan menjadi dua;
a.
Taqdir Mubram, yaitu
ketentuan Allah swt yang pasti terjadi dan tidak dapat diubah oleh manusia. Contohnya
seperti jenis kelamin seseorang, sudah ditentukan oleh Allah dan tidak dapat
diubah lagi.
b.
Taqdir Mu’allaq, yaitu
taqdir yang di dalamnya terlibat usaha manusia. Misalnya seorang murid SMA
bernama Adam, sudah beberapa semester ini nilainya selalu kurang, dan setelah
orang tuanya menasehatinya agar belajar lebih giat maka Adam pun berusaha untuk
memperbaiki nilainya dengan belajar keras, dan ternyata pada semester
berikutnya ia pun mendapat nilai yang memuaskan.
Sebagai seorang yang beriman, menjadi sempurna imannya
tatkala beriman pula kepada takdir yang telah Allah tentukan dan tetap berusaha
menjadi makhluk-Nya yang paling beriman. Dengan cara menyempurnakan keimanan
dengan mengimani keenam rukun iman tersebut, agar senantiasa dicintai Allah dan
Rasul-Nya.
2. dalil naqli
“yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia
tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan
Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya
dengan serapi-rapinya [1053].” (Al-Furqon:2)
[1053] Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan
diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan
naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.
إن الله صانع كل صانع وصنعته
“Sesungguhnya Allah pencipta setiap
pelaku perbuatan dan perbuatannya” (HR. Al Baihaqi, Syu’abul Iman, No. 188.
Dishahihkan Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah No. 1637, Al Hakim juga
menshahihkan, dan disepakati Adz Dzahabi)
1. Hikmah Iman kepada
Qadha’ dan Qadar
a) Melatih diri untuk banyak
bersyukur dan bersabar
Apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan
bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus
disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal
tersebut merupakan ujian
Firman
Allah yang artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah(
datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu
meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).
b) Menjauhkan diri dari sifat
sombong dan putus asa
Orang
yang tidak beriman kepada Qadha’ dan Qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia
menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri.
Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh
kesah dan berputus asa, karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya
adalah ketentuan Allah.
Sabda
Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk sorga orang yang didalam
hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR. Muslim)
c) Memupuk sifat optimis dan
giat bekerja
Manusia
tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu
menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu
saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada Qadha’
dan Qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan
keberhasilan itu.
Firman
Allah yang artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)
d) Menenangkan jiwa
Orang
yang beriman kepada Qadha’ dan Qadar senangtiasa mengalami ketenangan jiwa
dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang
ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur.
Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar