Modul Aqidah Akhlak
Iman Kepada Qadha’ dan Qadar
Untuk kelas XII semester genap
Madrasah ‘Aliyah
A. Standar Kompetensi
Diharapkan setelah mempelajari modul ini, Anda dapat meningkatkan keimanan kepada Qadha’ dan Qadar
B. Kompetensi Dasar
Melalui modul ini Anda akan mempelajari:
1. Menjelaskan tanda-tanda keimanan kepada Qadha’ dan Qadar
2. Menerapkan hikmah beriman kepada Qadha’ dan Qadhar
C. Indikator
Anda akan mendapat penjelasan tentang:
1. Menjelaskan pengertian iman kepada Qadha’ dan Qadar
2. Membacakan dalil naqli mengenai iman kepada Qadha’ dan Qadar
3. Memperlihatkan perilaku mengimani Qadha’ dan Qadar
4. Menganalisis hikmah beriman kepada Qadha’ dan Qadar dalam kehidupan sehari-hari
D. Materi Pokok
Dalam bab ini Anda akan mempelajari dan mengetahui tentang:
1. Pengertian iman kepada Qadha’ dan Qadar
2. Dalil naqli mengenai iman kepada Qadha’ dan Qadar
3. Perilaku mengimani Qadha’ dan Qadar
4. Hikmah beriman kepada Qadha’ dan Qadar dalam kehidupan sehari-hari
E. Uraian Materi
Anda pasti sudah hafal mengenai rukun Iman, pada pelajaran terdahulu sudah diterangkan mengenai rukun iman yang pertama hingga yang kelima, nah untuk kali ini mari kita belajar mengenai rukun iman yang keenam yakni Iman kepada Qadha’ dan Qadar.
1. Pengertian iman kepada Qadha’ dan Qadar
Mari kita belajar mengenai pengertian Qadha’. Ada beberapa pengertian menurut bahasa tentang Qadha’ yaitu: hukum/ketetapan, ketetapan, perintah, mewujudkan/menjadikan dan kehendak. Menurut istilah Qadha’ adalah perkara yang Allah tetapkan pada makhlukNya dalam bentuk penciptaan, peniadaan atau perubahan sejak zaman azali. (ditetapkan dalam lauhul mahfudz, sebelum terciptanya langit dan bumi). Diantara contoh Qadha’ adalah hadits berikut yang artinya: ”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaekat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupnya) sengsara atau bahagia.” (HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas‟ud).
Sedangkan arti Qadar menurut bahasa adalah: kekuasaan/kemampuan, ketentuan/kepastian, ukuran dan mengatur/menentukan. Menurut istilah Qadar adalah perkara yang Allah tetapkan sesuai ukuran atau kadar tertentu pada waktu terjadinya.
Menurut ulama Asy’ariyah (diantara tokoh utamanya Abu Hasan Al Asy’ari) Qadha’ merupakan kehendak Allah dalam azalnya mengenai segala hal dan keadaan baik atau buruk, sedangkan Qadar merupakan perwujudan kehendak Allah terhadap semua makhluk-makhluknya. Jadi Qadha’ bersifat qadim (lebih dahulu ada) dan qadar bersifat hudus (baru).
Demikian pula menurut Imam Nawawi bahwa Qadar atau takdir adalah semua perkara atau benda yang ada di alam ini telah ditentukan dan ditetapkan menurut garisan yang dibuat oleh Allah swt sebelum sesuatu itu berlaku dan terjadi. Takdir dibedakan menjadi dua;
a. Taqdir Mubram, yaitu ketentuan Allah swt yang pasti terjadi dan tidak dapat diubah oleh manusia. Contohnya seperti jenis kelamin seseorang, sudah ditentukan oleh Allah dan tidak dapat diubah lagi.
b. Taqdir Mu’allaq, yaitu taqdir yang di dalamnya terlibat usaha manusia. Misalnya seorang murid SMA bernama Adam, sudah beberapa semester ini nilainya selalu kurang, dan setelah orang tuanya menasehatinya agar belajar lebih giat maka Adam pun berusaha untuk memperbaiki nilainya dengan belajar keras, dan ternyata pada semester berikutnya ia pun mendapat nilai yang memuaskan.
Beriman kepada Qadha’ dan Qadar merupakan salah satu rukun iman, yang mana iman seseorang tidaklah sempurna dan sah kecuali beriman kepadanya. Ibnu Abbas pernah berkata, "Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar, maka tauhidnya sempurna. Dan barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan mendustakan qadar, maka dustanya merusakkan tauhidnya". Maka sebagai seorang yang beriman, alangkah baiknya apabila kita beriman kepada takdir yang telah Allah tentukan untuk kita dan tetap berusaha menjadi makhluk-Nya yang paling beriman. Dengan cara menyempurnakan keimanan kita dengan mengimani keenam rukun iman tersebut, agar kita senantiasa dicintai Allah dan Rasul-Nya.
2. Dalil naqli mengenai iman kepada Qadha’ dan Qadar
Tadi sudah kita pelajari tentang pengertian Iman kepada Qadha’ dan Qadar, mari kita lanjutkan pada materi dalil naqli iman kepada Qadha’ dan Qadar, tentu Anda telah mengetahui tentang dalil Naqli bukan? Ya, dalil naqli adalah bukti-bukti kebenaran Islam yang tertulis didalam Al-Qur'an dan Hadist, berikut ini adalah beberapa dalil naqli yang menerangkan mengenai iman kepada Qadha’ dan Qadar
ö@è% ÎoTÎ) 4n?tã 7puZÉit/ `ÏiB În1§ OçFö/¤2ur ¾ÏmÎ/ 4 $tB ÏZÏã $tB cqè=ÉÚ÷ètGó¡n@ ÿ¾ÏmÎ/ 4 ÈbÎ) ãNõ3ßÛø9$# wÎ) ¬! ( Èà)t ¨,ysø9$# ( uqèdur çöyz tû,Î#ÅÁ»xÿø9$# ÇÎÐÈ
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quran) dari Tuhanku [479], sedang kamu mendustakannya. tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia pemberi keputusan yang paling baik’” (Al- An’am : 57)
[479] Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. mempunyai bukti yang nyata atas kebenarannya.
Ï%©!$# ¼çms9 à7ù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur óOs9ur õÏGt #Ys9ur öNs9ur `ä3t ¼ã&©! Ô7ΰ Îû Å7ù=ßJø9$# t,n=yzur ¨@à2 &äóÓx« ¼çnu£s)sù #\Ïø)s? ÇËÈ
“yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya[1053]”.
(Al-Furqon : 2)
[1053] Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup.
@è% Hw à7Î=øBr& ÓŤøÿuZÏ9 #uÑ wur $·èøÿtR wÎ) $tB uä!$x© ª!$# 3 Èe@ä3Ï9 >p¨Bé& î@y_r& 4 #sÎ) uä!%y` óOßgè=y_r& xsù tbrãÏø«tFó¡t Zptã$y ( wur tbqãBÏø)tFó¡o ÇÍÒÈ
“Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah". tiap-tiap umat mempunyai ajal [696]. apabila telah datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).”( Yunus : 49)
[696] Yang dimaksud dengan ajal ialah, masa keruntuhannya.
¼çms9 ×M»t7Ée)yèãB .`ÏiB Èû÷üt/ Ïm÷yt ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz ¼çmtRqÝàxÿøts ô`ÏB ÌøBr& «!$# 3 cÎ) ©!$# w çÉitóã $tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçÉitóã $tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sÎ)ur y#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqß xsù ¨ttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrß `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ
“bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah [767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (Ar-ra’du : 11)
[767] Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah.
[768] Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.
3. Perilaku mengimani Qadha’ dan Qadar
Untuk mengetahui perilaku yang mencerminkan keimanan pada Qadha’ dan Qadar dapat kita simak dalam ayat Al Quran berikut:
QS. An-Nahl [16] ayat 53
$tBur Nä3Î/ `ÏiB 7pyJ÷èÏoR z`ÏJsù «!$# ( ¢OèO #sÎ) ãNä3¡¡tB Ø9$# Ïmøs9Î*sù tbrãt«øgrB ÇÎÌÈ
“dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan”
Jadi setiap apapun di dunia ini datangnya dari Allah dan kembali pada Allah, maka kita sebagai makhluk mempunyai kewajiban untuk selalu berusaha dan berdo’a kepada-Nya.
Perilaku mencerminkan iman kepada Qadha’ dan Qadar juga diterangkan dalam Hadits Nabi Muhammad saw yang berbunyi:
"Adam dan Musa berbantah-bantahan. Musa berkata, 'Wahai, Adam, Anda adalah bapak kami yang telah mengecewakan dan mengeluarkan kami dari surga. Lalu Adam menjawab, 'Kamu, wahai Musa yang telah dipilih Allah dengan Kalam-Nya dan menuliskan untkmu dengan Tangan-Nya, apakah kamu mencela kepadamu atas suatu perkara yang mana Allah telah menakdirkan kepadaku sebelum aku diciptakan empat puluh tahun?' Maka Nabi bersabda, 'Maka, Adam telah membantah Musa, Adam telah membantah Musa.'" (HR. Muslim)
4. Hikmah beriman kepada Qadha’ dan Qadar dalam kehidupan sehari-hari
Naah, dari pembahasan tadi kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dengan beriman kepada Qadha’ dan Qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:
a) Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar
Fungsi atau hikmah orang-orang yang beriman kepada Qadha’ dan Qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian
Firman Allah yang artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).
b) Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
Orang yang tidak beriman kepada Qadha’ dan Qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.
Firman Allah SWT yang artinya: “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”(QS.Yusuf ayat 87)
Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk sorga orang yang didalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR. Muslim)
c) Memupuk sifat optimis dan giat bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada Qadha’ dan Qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu.
Firman Allah yang artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)
d) Menenangkan jiwa
Orang yang beriman kepada Qadha’ dan Qadar senantiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.
$pkçJr'¯»t ߧøÿ¨Z9$# èp¨ZÍ´yJôÜßJø9$# ÇËÐÈ ûÓÉëÅ_ö$# 4n<Î) Å7În/u ZpuÅÊ#u Zp¨ÅÊó£D ÇËÑÈ Í?ä{÷$sù Îû Ï»t6Ïã ÇËÒÈ Í?ä{÷$#ur ÓÉL¨Zy_ ÇÌÉÈ
Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam syurga-Ku.( QS. Al-Fajr ayat 27-30)
F. Rangkuman
Setelah mempelajari modul ini tentu kita bisa merangkum poin-poin penting tentang iman kepada Qadha’ dan Qadar.
Pengertian Qadha’ adalah keteapan Allah sejak zaman Azali, sedangkan Qadar adalah perwujudan kehendak Allah terhadap semua makhluk-makhluknya. Takdir dibedakan menjadi dua yakni Taqdir Mubram, yaitu ketentuan Allah swt yang pasti terjadi dan tidak dapat diubah oleh manusia dan Taqdir Mu’allaq, yaitu taqdir yang di dalamnya terlibat usaha manusia.
Beberapa dalil naqli yang menerangkan mengenai iamna kepada Qadha’ dan Qadar yakni surat Al- An’am ayat 57, Al-Furqon ayat 2, Yunus 49, Ar-ra’du ayat 11 dan masih banyak lagi, coba Anda cari kembali di Al-Qur’an.
Perilaku mencerminkan iman kepada Qadha’ dan Qadar adalah setiap apapun di dunia ini datangnya dari Allah dan kembali pada Allah, maka kita sebagai makhluk mempunyai kewajiban untuk selalu berusaha dan berdo’a kepada-Nya. seperti yang diterangkan dalam Al-Qur’an surat An-Nahl 53.
Hikmah mengimani Qadha’ dan Qadar adalah manusia bisa melatih dirinya untuk banyak bersyukur dan bersabar, menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa, memupuk sifat optimis dan giat bekerja serta dapat menenangkan jiwa.
G. Tugas/Latihan
1. Coba secara berkelompok buatlah kliping tentang perilaku sehari-hari yang mencerminkan iman kepada Qadha’ dan Qadar, sumbernya bisa dicari dari koran, majalah ataupun internet, selamat mengerjakan J
H. Tes Mandiri
Usahakan tidak melihat kunci jawaban sebelum semua soal dikerjakan yaa...
1. Qadha’ merupakan ketetapan Allah pada ….
a. hari kiamat c. zaman purba e. hari lahir
b. hari akhir d. zaman azali
2. Suatu takdir yang tidak dapat dihindari disebut takdir ….
a. kecil c. mubram e. muwadhofah
b. besar d. mu’allaq
3. Di bawah ini, akibat orang yang ingkar kepada Qadha’ dan Qadar Allah adalah ….
a. putus asa
b. tenteram hatinya
c. semangat hidup
d. tabah menghadapi musibah
e. optimis
4. “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
Kalimat tersebut adalah arti dari Surat ….
a. Al Baqarah: 185
b. An Nisa: 1
c. Ar Ra’du: 11
d. Ali Imran: 102
e. Al-Kautsar: 3
5. Sekalipun telah ada takdir, namun manusia seharusnya ….
a. hanya berdoa
b. tetap berusaha
c. cukup bertawakal
d. cukup berdiam diri
e. sabar menunggu keajaiban
6. Iman kepada Qadha’ dan Qadar berfungsi untuk ….
a. membina sikap mental kekerasan
b. menambah sifat berani
c. menimbulkan sifat optimis, giat bekerja dan tawakkal
d. membuat hati gelisah
e. membina sikap mental keperkasaan
7. Seseorang ditakdirkan menjadi orang miskin ia dapat merubahnya dengan cara ….
a. bekerja keras
b. sabar dan takabur
c. berdoa kepada Allah
d. tawakal dan santun
e. sabar menunggu hidayah
$tBur Nä3Î/ `ÏiB 7pyJ÷èÏoR z`ÏJsù «!$# ( ¢OèO #sÎ) ãNä3¡¡tB Ø9$# Ïmøs9Î*sù tbrãt«øgrB ÇÎÌÈ 8.
Ayat ini merupakan dalil tentang perilaku mengimani Qadha’ dan Qadar, terdapat dalam surat dan ayat apakah dalil ini?
a. An-Nahl ayat 53
b. Al-Jumu’ah ayat 2
c. Ali-Imron ayat 30
d. Al-Baqarah ayat 133
e. Al-Kahfi ayat 10
9. Hikmah beriman kepada Qadha’ dan Qadar dalam keseharian adalah...
a. menambah kualitas berprasangka kepada tetangga
b. memperpanjang usia
c. mendayagunakan kesempatan untuk hura-hura
d. menambah amal buruk
e. menenangkan jiwa
10. Takdir mu’allaq itu akan berubah karena ….
a. ikhtiar seseorang
b. ikhtiar seseorang dan dikehendaki oleh Allah
c. usaha manusia dilakukan karena terpaksa
d. usaha manusia karena keputusasaan
e. penantian manusia dengan sabar
1. Kunci Jawaban
1. d 6. c
2. c 7. a
3. a 8. a
4. c 9. e
5. b 10. b
Selasa, 08 Januari 2013
Ringkasan diskusi e-lerning
Ringkasan:
E-learning
: Elektronik Learning. Usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar
mengajar yang ada di sekolah ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh
teknologi internet.
Kelebihan
e-learning secara umum adalah guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah,
siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja,
tambahan informasi akses di internet. Guru dan siswa dapat melakukan diskusi
melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Berubahnya peran siswa
dari biasanya pasif menjadi aktif. Memperoleh informasi mutakhir, kemampuan
berhubungan dengan sumber-sumber di seluruh dunia, kesempatan mempelajari
sumber-sumber mutakhir terbuka.
Beberapa
kelemahan e-learning, kurangnya interaksi antara guru dan siswa, materi tidak
sesuai dengan umur pembelajar, pemanfaatan hak cipta untuk tugas-tugas akhir
sekolah, perawatan, pengaksesan, kurangnya pengontrolan kualitas, dan kurangnya
penguasaan bahasa komputer. Jadi dalam pembelajaran e-learning siswa didampingi
oleh orang dewasa.
Pertanyaan termin I:
1. Eman Roheman (10411004)
Bagaimana teknik evaluasi pembelajaran
e-learning?
Jawab: secara online, waktu terbatas dan tidak
mungkin bisa saling mencontek.
2. Imalia Yoni Prihatini (10411019)
Bagaimana cara meminimalisir kelemahan
e-learning?
Jawab: semua komponen harus siap, disesuaikan
untuk media e-learning tersebut contohnya kurikulum, usahakan media dapat
dijangkau oleh siswa. Serta adakan forum diskusi online.
3. Diyah Ayu Wulandari (10411038)
Bagaimana cara menginovasi e-learning
diarahkan kepada ranah afektif?
Jawab: melalui diskusi online, learning bu
doing dan incidental learning.
Pertanyaa termin II
1. Satria Karimul Qolbi (10411023)
Sekolah mana yang sudah menerapkan media
e-learning dalam pembelajarannya?
Jawab: di jogja sudah banyak contohnya SMA di
Bantul dst
2. Tita Prawesti (10411034)
Apa saja karakter yang tumbuh dari
pembelajaran berbasis e-learning?
Jawab:
a. Disiplin: mengerjakan evaluasi tepat waktu
b. Tanggung jawab
c. Kemandirian, siswa bisa belajar mandiri
d. Kesabaran
3. Tri Mardiana Cahyani (10411008)
Menurut pemakalah jenjang sekolah apa yang
cocok diterapkan e-learning?
Jawab: SMP dan SMA tetapi peran guru juga
harus ada untuk mendampingi siswa. Untuk mahasiswa juga sudah cukup cocok.
4. Nur Ahmad Assidiq Mubarok (10411012)
Bagaimana solusi untuk mengatasi kecenderungan
mengabaikan aspek akademik/sosial?
Jawab: Dengan diberi tugas kelompok agar siswa
masih bisa berinteraksi sosial dengan teman-temannya, serta masih dilakukannya
tatap muka dalam pembelajaran.
5. Suprapti Wulaningsih (10411043)
Apakah media e-learning ini sudah efektif jika
diterapkan dalam pembelajaran di sekolah?
Jawab: efektif tetapi masih ada kendala
misalnya dari segi administrasi dan sumber daya.
6. Diah Arum Ratnawati (10411017)
1. Coba jelaskan pernyataan dalam makalah bahwa ”e-learning
mengubah siswa dari pasif ke aktif”?
2. “Kurikulum
bersifat holistik dan pengetahuan diintegrasikan dengan informasi saat ini”, maksudnya apa?
Jawab:
1. Siswa mencari informasi termasuk bagian dari
pembelajaran aktif
Misalnya
studi kasus dan isu aktual berarti pengetahuan dapat dicari lebih luas,
siswa tidak hanya menerima dari guru,
teapi secara aktif dan mandiri mencari informasi yang ingin dia ketahui.
hasil diskusi tentang pemanfaatan lingkungan
Hasil diskusi makalah tentang Media Pembelajaran Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar
A. Pertanyaan
1. Bagaimana contoh memanfaatkan alam pada pembelajaran agama islam?
2. Apakah ada kendala dalam pembelajaran agama dalam menggunakan media pembelajaran lingkungan?
3. Bagaimana solusi dari kendala no. 2 tersebut?
B. Jawaban
1. Mungkin dengan cara kita selalu menghargai alam, misalnya menjaga kebersihan alam itu sebenarnya sudah menunujukkan sikap terpuji yang diajarkan dalam agama islam. Kemudian memanfaatkan tumbuhan untyk kebutuhan hidup, misal didalam agama islam dianjurkan untuk menjaga kebersihan, kemudian seorang guru PAI memanfaatkan lingkungan misalkan mengambil bengkuang untuk membersihkan wajah, yang alami dari pada zat kimia. Sehingga kebersihan wajah tetap dijaga, tapi tidak menyalahi ajaran islam.
Kalau untuk memanfaatkan lingkungan alam, pembelajaran pai mungkin bisa dilakukan ditaman, mengenalkan para peserta didik dengan lingkungan alam yang harus dilindungi, dijaga dan dirawat, agar alam tetap lestari.
2. Mungkin tidak semua materi agama yang akan diajarkan harus menggunakan media lingkungan alam. Kalau sesuai materi ya sekali-kali tidak apa-apa. Media pembelajaran di lingkungan alam akan memberikan warna tersendiri agar murid tidak bosan, namun juga kurang begitu efektif apabila terus digunakan, soalnya kadang mengganggu konsentrasi.
3. Solusi ya disesuaikan dengan materi aja, paling tidak sesekali aja menggunakan media lingkungan alam.
C. Kesimpulan
Tidak semua materi pendidikan agama islam yang akan diajarkan harus memanfaatkan media lingkungan alam. Disesuaikan dengan materi, sesekali-kali tidak apa-apa. Media pembelajaran di lingkungan alam akan memberikan warna tersendiri agar murid tidak bosan, namun juga kurang begitu efektif apabila terus digunakan, soalnya kadang mengganggu konsentrasi.
A. Pertanyaan
1. Bagaimana contoh memanfaatkan alam pada pembelajaran agama islam?
2. Apakah ada kendala dalam pembelajaran agama dalam menggunakan media pembelajaran lingkungan?
3. Bagaimana solusi dari kendala no. 2 tersebut?
B. Jawaban
1. Mungkin dengan cara kita selalu menghargai alam, misalnya menjaga kebersihan alam itu sebenarnya sudah menunujukkan sikap terpuji yang diajarkan dalam agama islam. Kemudian memanfaatkan tumbuhan untyk kebutuhan hidup, misal didalam agama islam dianjurkan untuk menjaga kebersihan, kemudian seorang guru PAI memanfaatkan lingkungan misalkan mengambil bengkuang untuk membersihkan wajah, yang alami dari pada zat kimia. Sehingga kebersihan wajah tetap dijaga, tapi tidak menyalahi ajaran islam.
Kalau untuk memanfaatkan lingkungan alam, pembelajaran pai mungkin bisa dilakukan ditaman, mengenalkan para peserta didik dengan lingkungan alam yang harus dilindungi, dijaga dan dirawat, agar alam tetap lestari.
2. Mungkin tidak semua materi agama yang akan diajarkan harus menggunakan media lingkungan alam. Kalau sesuai materi ya sekali-kali tidak apa-apa. Media pembelajaran di lingkungan alam akan memberikan warna tersendiri agar murid tidak bosan, namun juga kurang begitu efektif apabila terus digunakan, soalnya kadang mengganggu konsentrasi.
3. Solusi ya disesuaikan dengan materi aja, paling tidak sesekali aja menggunakan media lingkungan alam.
C. Kesimpulan
Tidak semua materi pendidikan agama islam yang akan diajarkan harus memanfaatkan media lingkungan alam. Disesuaikan dengan materi, sesekali-kali tidak apa-apa. Media pembelajaran di lingkungan alam akan memberikan warna tersendiri agar murid tidak bosan, namun juga kurang begitu efektif apabila terus digunakan, soalnya kadang mengganggu konsentrasi.
hasil diskusi lab.agama
Hasil diskusi makalah tentang Media Pembelajaran Laboratorium Agama
A. Pertanyaan
1. Kalau laboratorium agama di UIN itu dekat dengan kantin, nah belajar disitu efektif apa tidak?
2. Yang efektif belajar di lab. agama itu dimana?
3. Apa lab. agama itu nama lainnya masjid? Kalau iya apa bagus masjid dibuat seperti itu?
4. Bagaimana merancang laboratorium agama untuk mata pelajaran Fiqih/ushul fiqih/ski?
5. Bagaimana mengoptimalkan lab. agama?
B. Jawaban
1. Menurut pemakalh itu tidak efektif belajar di kantin di bawah lab. agama tersebut, tidak bisa konsentrasi
2. Di semuanya efektif, di perpustakaannya juga lebih efektif lagi.
3. Di masjid itu terdapat laboratorium agamanya. Efektif kalau seperti itu, karena dapat membiasakan anak sekaligus untuk sering ke masjid.
4. Tata cara sholat, praktek sholat jenazah, tata cara wudhu. Jadi ya sesuai dengan mata pelajaran fiqh/ushul fiqh. Kalau untuk sejarah dapat sharing tentang sejarah nabi, dll.
5. Dengan menambah sarana dan prasarana, menambah perpustakaan kecil, menambah ruang khusus diskusi.
C. Kesimpulan
Laboratorium yang mungkin bisa ada sendiri, atau mungkin ada didalam masjid tersebut keduanya sangat bermanfaat. Dan efektif juga kalau berada di masjid karena bisa membiasakan anak untuk sering kemasjid. Untuk pembelajaran yang menyangkut fiqh bisa digunakan untuk materi tata cara sholat, praktek sholat jenazah, tata cara wudhu. Kalau untuk sejarah dapat sharing tentang sejarah nabi, dll.
Dengan menambah sarana dan prasarana, menambah perpustakaan kecil, menambah ruang khusus diskusi dapat menambah mengoptimalkan laboratorium agama.
LKS
LKS Aqidah Akhlak
Iman Kepada Qadha’ dan
Qadar
Untuk kelas XII semester
genap
Madrasah ‘Aliyah
A.
Standar Kompetensi
1.1 Meningkatkan keimanan
kepada Qadha’ dan Qadar
B.
Kompetensi Dasar
1.1 Menjelaskan
tanda-tanda keimanan kepada Qadha’ dan Qadar
1.2 Menerapkan hikmah
beriman kepada Qadha’ dan Qadar
C.
Indikator
1.1 Menjelaskan pengertian
iman kepada Qadha’ dan Qadar
1.2 Membaca dalil naqli mengenai iman kepada
Qadha’ dan Qadar
1.3 Melaksanakan hikmah iman kepada Qadha’dan
Qadar terutama menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
1. Pengertian Iman Kepada Qadha’ dan Qadar
Qadha’ adalah
perkara yang Allah tetapkan pada makhluk-Nya dalam bentuk penciptaan, peniadaan
atau perubahan sejak zaman azali. (ditetapkan dalam lauhul mahfudz, sebelum
terciptanya langit dan bumi). Contohnya penciptaan manusia (Fathir ayat 11).
Qadar
(takdir) adalah perkara yang Allah tetapkan sesuai ukuran atau kadar
tertentu pada waktu terjadinya. Takdir dibedakan menjadi dua;
a.
Taqdir Mubram, yaitu
ketentuan Allah swt yang pasti terjadi dan tidak dapat diubah oleh manusia. Contohnya
seperti jenis kelamin seseorang, sudah ditentukan oleh Allah dan tidak dapat
diubah lagi.
b.
Taqdir Mu’allaq, yaitu
taqdir yang di dalamnya terlibat usaha manusia. Misalnya seorang murid SMA
bernama Adam, sudah beberapa semester ini nilainya selalu kurang, dan setelah
orang tuanya menasehatinya agar belajar lebih giat maka Adam pun berusaha untuk
memperbaiki nilainya dengan belajar keras, dan ternyata pada semester
berikutnya ia pun mendapat nilai yang memuaskan.
Sebagai seorang yang beriman, menjadi sempurna imannya
tatkala beriman pula kepada takdir yang telah Allah tentukan dan tetap berusaha
menjadi makhluk-Nya yang paling beriman. Dengan cara menyempurnakan keimanan
dengan mengimani keenam rukun iman tersebut, agar senantiasa dicintai Allah dan
Rasul-Nya.
Langganan:
Postingan (Atom)